Mama "Gila"

Hidup di Jakarta identik dengan stress, bisa akibat kemacetan di jalan atau beban pekerjaan bagi suamiku. Kalau untuk anakku, stress bisa saja akibat sekarang sekolah masuk lebih pagi, kemacetan di jalan atau dapet nilai jeblok di sekolah. Untuk menghindari stress atau paling tidak menguranginya, kami sekeluarga biasa nonton bareng di bioskop saat week end atau hanya sekedar jalan dan makan, dan yang gak boleh tidak... bercanda, baik dalam obrolan sehari-hari maupun obrolan lewat telpon ataupun SMS. Tapi entah kenapa, suatu saat aku malah dibilang 'gila' oleh anakku gara-gara candaan itu. Padahal kupikir candaanku biasa-biasa aja, gak kelewat batas dan gak gila-gila banget.

Ceritanya, suatu sore dalam perjalanan anakku pulang dari sekolah terjadi obrolan via SMS :
"Ma, ada topeng monyet", tulis anakku
"Lagi gak main ya monyetnya..?", balasku
"Koq tau?", jawab dia
"Ya iyalah..., kan monyetnya masih di mobil baru pulang dari sekolah...", balasku lagi.
"Mama 'gila' ", jawab anakku, pasti dengan wajah dongkol. Jangan-jangan malah stress karena dibilang monyet... Maaf ya nak... Lha kalau liat gambar ini, yang mana yang main topeng monyet?

Hal ini terulang lagi kemarin siang, saat anakku masih berada di sekolah, tiba-tiba dia SMS :
"Ma, beliin kol ungu", katanya
"Emang ada kol ungu? Buat apa?", padahal sih aku tau , yang dimaksud itu pasti kol merah, di Giant dekat rumah juga ada. Yaah... pengin godain anakku aja...
"Buat percobaan" balasnya
"Di tukang sayur adanya kol putih, ntar diwarnain aja ya pake pewarna ungu. Kalau berhasil, berarti percobaanmu berhasil", candaku.
"Ma, dibilang 'gila' tuh ama temen-temenku", balasnya. Hahaha... rupanya dia ceritakan SMSku ke temen-temennya. Wah, bisa dibawa ke RSJ dong aku... Amit-amit deh, belum perlu, masih normal...

Pengin Awet Muda???

Buka-buka majalah Femina edisi beberapa bulan lalu, ternyata ada artikel yang cukup menarik perhatianku dan terlewat belum kebaca, yaitu tentang cara menyamarkan jejak usia. Ternyata untuk awet muda cukup dengan mengonsumsi bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita tanpa repot-repot (ngeluarin duit) untuk operasi plastik atau suntik botox. Apa aja sih...? Yuk kita liat satu-satu...
  1. Rempah-rempah, seperti kunyit, jahe dan kayu manis. Fungsinya untuk menurunkan kadar gula darah, kolesterol, tekanan darah, mengurangi resiko terkena kanker, memperbaiki sistem pencernaan dan sirkulasi di dalam tubuh. Dosis : secukupnya/hari secara rutin. Kalau gitu, banyakin aja minum kunyit asem, wedang jahe dan makan masakan/kue yang berbumbu rempah-rempah.
  2. Kacang-kacangan, tentunya bukan kacang goreng dong..., karena yang dimaksud adalah kacang yang direbus atau disangrai/panggang tanpa minyak. Fungsinya untuk meningkatkan fungsi imunitas dan pencernaan, juga bisa mengontrol kadar kolesterol dalam darah. Dosis : 1 genggam/hari. Ayo...yang biasa ngemil kacang telur, kacang Bali, kacang atom dsb, kurangi, ya... (termasuk suamiku nih!) alihkan ke kacang rebus atau oven. Enak juga lho..., tadi aku baru beli kacang kulit di tukang sayur, lalu direbus.
  3. Buah berry. Kalau blueberry, raspberry dan blackberry mungkin agak jarang kita jumpai dalam kondisi segar di pasaran Indonesia. Ya strawberry ajalah, kan banyak dijual di supermarket maupun pasar tradisional, bisa dibikin jus, campuran salad atau dimakan begitu aja. Katanya kaya akan vitamin C yang ampuh untuk melawan infeksi dan mencegah perkembangan sel kanker. Dosis : 1 mangkuk/hari. Biasanya sih aku bikin jus.
  4. Tomat, buah ini mungkin yang paling mudah kita jumpai. Semakin besar dan merah, kandungan likopennya yaitu zat yang mampu mengurangi resiko penyakit kanker paru, prostat, perut dan kulit. Zat karoten dan vit C nya juga berkhasiat sebagai anti oksidan. Sebaiknya rebus dulu sekitar 20 menit sebelum dikonsumsi, agar zat likopennya lebih mudah diserap tubuh. Dosis : 4-5 buah/hari. Udah jadi santapan sehari-hari, jadi jus, wedang tomat, saus spagheti/lasagna, campuran di masakan dll.
  5. Bawang putih. Menyantap 1 siung bawang putih sehari dalam keadaan dimasak atau mentah, baik untuk melindungi tubuh dari penyakit kanker, merawat kesehatan jantung serta menekan kadar kolesterol jahat (LDL). Asal jangan kebanyakan..., yang ada malah jadi bau bawang deh mulutnya...
  6. Teh hijau/putih, keduanya mengandung senyawa polifenol dan katekin yang baik untuk kesehatan kulit. Kandungan anti oksidannya membantu memperlancar sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Dosis : 5 cangkir/hari. Kadang-kadang aja aku minum teh hijau dan gak sebanyak itu. Wah... bisa-bisa seharian kerjanya cuma minum teh aja tuh, kembung lagi...
  7. Alpukat, terkenal sebagai buah awet muda karena kaya vitamin E yang berguna untuk merawat kehalusan kulit. Juga mengandung vit A dan klorofil sebagai anti oksidan yang membuat kulit tampak kenyal dan segar. Sedangkan kandungan potasiumnya untuk mencegah pengendapan cairan dalam tubuh serta menekan tekanan darah. Selain itu juga sumber asam lemak tak jenuh tunggal yang membantu mengurangi kadar LDL dalam tubuh. Dosis : 1 buah/hari. Aku sih biasanya di jus atau di aduk aja ama gula. Kalau semua orang rajin makan alpukat tiap hari, bisa-bisa dokter kulit gak laku kali ya...
  8. Minyak zaitun, ampuh meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menekan kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Dikonsumsi dengan cara diminum atau sebagai dressing salad, dan bukan dengan menggunakannya untuk menggoreng/menumis makanan. Dosis : 1-2 sdm/hari. Perlu juga tuh dicoba diminum, mungkin rasanya seperti VCO ya... Biasanya cuma untuk campuran masakan atau menumis.
  9. Red wine, berfungsi untuk menghangatkan tubuh, melindungi kesehatan jantung, menangkal radikal bebas, mengikis LDL dalam darah, mengurangi terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri sehingga terhindar dari serangan jantung dan stroke. Dosis : 1 sloki/hari. Fungsinya cocok banget dengan kondisi kesehatan suamiku, tapi bukannya wine itu haram untuk umat muslim?? Belum pernah nyoba sih...
Oke, dicoba aja ya. Kan gampang tuh bahan-bahannya, mudah-mudahan kita semua bisa awet muda, forever young...

Gong Xi Fat Choi


Aku sih gak merayakan Imlek, secara aku ini orang Jawa tulen. Tapi aku punya banyak teman semasa SD dan SMP di Pius Tegal yang pastinya merayakannya. Beberapa di antara mereka kini berdomisili di Jakarta, Bandung dan sampai saat ini kami masih saling kontak atau ketemuan walau hanya sekedar ngobrol dan makan-makan di suatu tempat yang ditentukan di Jakarta atau di Bandung. Agustus nanti kami juga berencana untuk mengadakan reuni SD lagi setelah pernah terlaksana sekitar 2 tahun yang lalu, dimana aku gak bisa datang. So...

Gong Xi Fat Choi, friends
Happy Chinese New Y
ear
May good fortune, good luck and good health always be with you...

Barbeque yuuuk...

Barbeque...? Huuu... siapa yang nolak, apalagi kalau gratisan. Di lingkungan tempat tinggalku acara barbeque biasa diadakan pada saat silaturahmi warga di tahun baru dengan warga satu RT yang diadakan di taman kompleks. Kami biasa bakar-bakar berbagai jenis ikan laut, udang dan cumi yang dibeli di TPI Muara Karang.
Tapi tahun ini silaturahmi warga gak pakai menu barbeque, tapi lontong opor, sambel goreng ati, mie goreng, sate ayam dsb. Undangan Barbeque kali ini justru datang via email. Tapi entah kenapa koq kali ini aku menolak untuk datang ya... Mungkin karena membaca nama pengirimnya...? Tapi kalau pembaca pada mau datang tuk bergabung, silakan aja lho... karena undangannya berlaku untuk semua blogger.

Kelucuan anak-anak...?

Bicara masalah anak-anak, pastilah masalah yang menarik bagi setiap orang tua. Buatku, masa anak-anak sudah lama berlalu karena aku adalah ibu dari seorang anak yang sudah tumbuh dewasa. Jadi kalau melihat tingkah polah anak-anak yang lucu menggemaskan, hmm... rasanya sih jadi pingin punya anak lagi. Tapi kalau ingat kelakuan nakal anak-anak yang menjengkelkan, ya enggak deh... Rasanya satu anak aja udah cukup bikin pusing.
Bagaimana dengan gambar tingkah polah anak-anak berikut... Lucukah? Nakalkah? Atau jahil? Hmm... dunia anak-anak... Kadang nakal atau jahilpun tetap saja bisa mengundang senyum...

Pagi di 19 Januari

Aku tiba-tiba terbangun, hujan deras masih mengguyur, brrrr... rasanya dingin sekali. Aku tarik selimut yang teronggok di kaki untuk menyelimuti tubuhku. Hmmm jadi hangat lagi deh. Suamiku masih terlelap dalam tidurnya. Belum sempat aku tertidur lagi, tiba-tiba 'bip-bip...! bip-bip...',rupanya alarm HPku berbunyi menandakan waktu sudah pukul 05.00 pagi, dan aku harus bangun untuk membangunkan anakku untuk segeramandi dan bersiap ke sekolah. Aku juga harus menyiapkan sarapan untuk suami dan anakku serta menyiapkan bekalnya ke sekolah.

O iya, hari ini tgl 19 Januari...tahun ini suamiku berulang tahun yang ke 45! Begitu dia terbangun, aku ucapkan selamat ulang tahun padanya dan kucium kedua pipinya, begitu pula anakku sambil menyerahkan kado yang sudah kami persiapkan dari kemarin. Kami memilihkan kado jaket hitam yang bisa dipakai bolak-balik untuknya, sebagai penghangat badan untuk ke kantor mengingat sekarang sedang musim hujan.

Selamat ulang tahun pak, semoga panjang umur, sehat selalu, sukses dalam meniti karier, banyak rejeki, selalu dalam lindungan Allah SWT dan selalu dimudahkan jalannya serta selalu menjadikan kami anak istrimu sebagai yang utama dalam hatimu... Wow, panjang bener doanya...mudah-mudahan Allah mendengar dan mengabulkannya. Amiiiin.

Musim Hujan

Kalau sudah memasuki tahun baru, sudah pasti juga memasuki musim hujan. Memang sudah jadi tradisi di ibukota, tiap awal tahun pasti banjir... Tapi mudah-mudahan jangan sampai banjir jadi tradisi di kompleks perumahanku. Baru mengalami hujan sepanjang hari saja udah merepotkan, bagaimana kalau banjir??? Wuihhh, gak kebayang...
Sudah beberapa hari ini, hujan gak bosan-bosan mengguyur kota Jakarta. Efeknya buat anakku, jadi membuatnya malas bangun pagi, karena lebih enak bergulung di balik selimut daripada harus melawan dingin untuk mandi pagi-pagi (bapak & mamanya juga sih...). Padahal sejak 5 Januari 2009 lalu, sekolah di DKI harus masuk 1/2 jam lebih awal, alias masuk jam 6.30, akibatnya anakku juga harus bangun lebih awal, mandi lebih awal dan berangkat ke sekolah juga harus lebih awal... Tapi sampai saat ini sih (dan mudah2an gak akan pernah) belum pernah kesiangan bangun sampai harus terburu-buru.
Karena musim hujan pula, tukang sayur, tukang tahu+tempe+ayam yang biasanya banyak berkeliling jadi agak jarang-jarang yang lewat. Kalaupun ada, dagangannya juga udah hampir ludes. Akhirnya aku jadi cuma masak apa yang ada di tukang sayur alias seadanya. Gak bisa lagi nentu-nentuin menu makanan. Makanya biar aman, aku bikin stok belanjaan untuk beberapa hari di lemari es dan freezer, seperti telur, ayam atau daging biar gak kapiran, kata orang Jawa. Selain itu juga punya stock lauk kering dan instan, seperti abon, dendeng, mi instan, sarden dll.
Efek lainnya, cucian pakaian juga agak lama keringnya, karena gak ada panas matahari. Kalau biasanya kita nyuci pagi, siangnya udah kering dan udah bisa digosok. Kalau sekarang, pagi dicuci, baru besoknya bener-bener kering... Kadang-kadang baunya juga agak kurang sedap, karena lembab.
Wah, koq semua efeknya negatif ya musim hujan itu... Kalaupun ada efek positif dari musim hujan, ya paling-paling karena aku gak usah nyirami tanamanku. lagi. Hehehe...

Demam 'Termehek-mehek'

Secara gak sengaja, suatu sore aku mengikuti suatu acara reality show di TV yang judulnya sebenarnya bikin aku gak selera banget untuk menontonnya. 'Termehek-mehek', demikian judul reality show tsb yang tayang setiap Sabtu dan Minggu sore di Trans TV. Apa sih arti termehek-mehek itu? Terisak-isak...? Mewek-mewek...? Jelas aja kalo gitu, diliat dari judulnya pasti isi tayangannya mau bikin penonton terharu biru. Padahal tujuan kita nonton TV kan mau cari hiburan, bukan malah bikin kita sedih. Tapi entah mengapa, sore itu aku bisa betah menontonnya hingga akhir tayangannya.

Di episode itu diceritakan bagaimana tim termehek-mehek berupaya melalui investigasi mencari ibu kandung dari kliennya, yaitu seorang gadis yang selama ini tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya. Wah ... bener-bener bikin terharu alias termehek-mehek, karena pada akhirnya mereka dapat dipertemukan walaupun ibu kandungnya dalam kondisi sakit jiwa.

Sejak itu, aku hampir selalu menonton setiap episodenya, dimana hampir tiap akhir episodenya selalu menyajikan kejutan tak terduga. Hingga pada waktu Idul Fitri tahun lalu, kebetulan keluarga kami (bapak, ibu, kakak, adik, ipar dan semua keponakan yang tinggal berlainan kota) berkumpul di Jakarta. Di saat kami membicarakan acara TV, aku gak ketinggalan menceritakan salah satu episode termehek-mehek tsb di atas. Entah karena memang ceritanya yang bagus, atau mungkin karena aku menceritakannya dengan menarik (tali... kali menarik!), ibu dan adik-adik perempuanku jadi tertarik. Rupanya selama ini mereka juga gak pernah nonton acara tsb, karena arti dari judulnyapun mereka gak ngerti. Ya sama kayak aku, mereka juga mengartikannya 'mewek-mewek'.

Sejak itu, setiap Sabtu dan Minggu sore sekitar pukul 18.15, ibu dan kedua adikku di Semarang dapat dipastikan sudah berkumpul di depan TV untuk nonton acara Termehek-mehek. Mereka bahkan segera menjalankan sholat maghrib terlebih dahulu saat adzan maghrib berkumandang, (bukannya emang bagusnya gitu!) agar gak ketinggalan nonton ceritanya. Wah, bener-bener aku sudah meracuni keluargaku dengan acara Termehek-mehek.

Tapi rupanya demam termehek-mehek tidak saja meracuni lingkungan keluargaku. Karena di lingkungan tempat aku tinggal, ibu-ibunya banyak juga yang keracunan acara Termehek-mehek, tentu saja bukan aku yang meracuni mereka. Hal ini aku ketahui pada saat acara arisan ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalku yang selalu di selenggarakan di hari Sabtu jam 16.00 setiap awal bulan. Entah kenapa kini mereka jadi selalu terburu-buru pulang jika arisan menjelang berakhir sekitar jam 18.00. Aku pikir mereka terburu-buru untuk menjalankan ibadah sholat maghrib, tapi beberapa dari mereka kan non muslim? Usut punya usut, rupanya mereka juga gak mau ketinggalan cerita untuk nonton acara Termehek-mehek. Hahaha... Bagaimana di keluarga kalian...? Ada yang sudah tertular demam inikah?

Selamat Datang 2009


Selamat Tinggal 2008... Selamat Datang 2009!