Demam 'Termehek-mehek'

Secara gak sengaja, suatu sore aku mengikuti suatu acara reality show di TV yang judulnya sebenarnya bikin aku gak selera banget untuk menontonnya. 'Termehek-mehek', demikian judul reality show tsb yang tayang setiap Sabtu dan Minggu sore di Trans TV. Apa sih arti termehek-mehek itu? Terisak-isak...? Mewek-mewek...? Jelas aja kalo gitu, diliat dari judulnya pasti isi tayangannya mau bikin penonton terharu biru. Padahal tujuan kita nonton TV kan mau cari hiburan, bukan malah bikin kita sedih. Tapi entah mengapa, sore itu aku bisa betah menontonnya hingga akhir tayangannya.

Di episode itu diceritakan bagaimana tim termehek-mehek berupaya melalui investigasi mencari ibu kandung dari kliennya, yaitu seorang gadis yang selama ini tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya. Wah ... bener-bener bikin terharu alias termehek-mehek, karena pada akhirnya mereka dapat dipertemukan walaupun ibu kandungnya dalam kondisi sakit jiwa.

Sejak itu, aku hampir selalu menonton setiap episodenya, dimana hampir tiap akhir episodenya selalu menyajikan kejutan tak terduga. Hingga pada waktu Idul Fitri tahun lalu, kebetulan keluarga kami (bapak, ibu, kakak, adik, ipar dan semua keponakan yang tinggal berlainan kota) berkumpul di Jakarta. Di saat kami membicarakan acara TV, aku gak ketinggalan menceritakan salah satu episode termehek-mehek tsb di atas. Entah karena memang ceritanya yang bagus, atau mungkin karena aku menceritakannya dengan menarik (tali... kali menarik!), ibu dan adik-adik perempuanku jadi tertarik. Rupanya selama ini mereka juga gak pernah nonton acara tsb, karena arti dari judulnyapun mereka gak ngerti. Ya sama kayak aku, mereka juga mengartikannya 'mewek-mewek'.

Sejak itu, setiap Sabtu dan Minggu sore sekitar pukul 18.15, ibu dan kedua adikku di Semarang dapat dipastikan sudah berkumpul di depan TV untuk nonton acara Termehek-mehek. Mereka bahkan segera menjalankan sholat maghrib terlebih dahulu saat adzan maghrib berkumandang, (bukannya emang bagusnya gitu!) agar gak ketinggalan nonton ceritanya. Wah, bener-bener aku sudah meracuni keluargaku dengan acara Termehek-mehek.

Tapi rupanya demam termehek-mehek tidak saja meracuni lingkungan keluargaku. Karena di lingkungan tempat aku tinggal, ibu-ibunya banyak juga yang keracunan acara Termehek-mehek, tentu saja bukan aku yang meracuni mereka. Hal ini aku ketahui pada saat acara arisan ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalku yang selalu di selenggarakan di hari Sabtu jam 16.00 setiap awal bulan. Entah kenapa kini mereka jadi selalu terburu-buru pulang jika arisan menjelang berakhir sekitar jam 18.00. Aku pikir mereka terburu-buru untuk menjalankan ibadah sholat maghrib, tapi beberapa dari mereka kan non muslim? Usut punya usut, rupanya mereka juga gak mau ketinggalan cerita untuk nonton acara Termehek-mehek. Hahaha... Bagaimana di keluarga kalian...? Ada yang sudah tertular demam inikah?
Label: edit post
0 Responses