Musim Hujan

Kalau sudah memasuki tahun baru, sudah pasti juga memasuki musim hujan. Memang sudah jadi tradisi di ibukota, tiap awal tahun pasti banjir... Tapi mudah-mudahan jangan sampai banjir jadi tradisi di kompleks perumahanku. Baru mengalami hujan sepanjang hari saja udah merepotkan, bagaimana kalau banjir??? Wuihhh, gak kebayang...
Sudah beberapa hari ini, hujan gak bosan-bosan mengguyur kota Jakarta. Efeknya buat anakku, jadi membuatnya malas bangun pagi, karena lebih enak bergulung di balik selimut daripada harus melawan dingin untuk mandi pagi-pagi (bapak & mamanya juga sih...). Padahal sejak 5 Januari 2009 lalu, sekolah di DKI harus masuk 1/2 jam lebih awal, alias masuk jam 6.30, akibatnya anakku juga harus bangun lebih awal, mandi lebih awal dan berangkat ke sekolah juga harus lebih awal... Tapi sampai saat ini sih (dan mudah2an gak akan pernah) belum pernah kesiangan bangun sampai harus terburu-buru.
Karena musim hujan pula, tukang sayur, tukang tahu+tempe+ayam yang biasanya banyak berkeliling jadi agak jarang-jarang yang lewat. Kalaupun ada, dagangannya juga udah hampir ludes. Akhirnya aku jadi cuma masak apa yang ada di tukang sayur alias seadanya. Gak bisa lagi nentu-nentuin menu makanan. Makanya biar aman, aku bikin stok belanjaan untuk beberapa hari di lemari es dan freezer, seperti telur, ayam atau daging biar gak kapiran, kata orang Jawa. Selain itu juga punya stock lauk kering dan instan, seperti abon, dendeng, mi instan, sarden dll.
Efek lainnya, cucian pakaian juga agak lama keringnya, karena gak ada panas matahari. Kalau biasanya kita nyuci pagi, siangnya udah kering dan udah bisa digosok. Kalau sekarang, pagi dicuci, baru besoknya bener-bener kering... Kadang-kadang baunya juga agak kurang sedap, karena lembab.
Wah, koq semua efeknya negatif ya musim hujan itu... Kalaupun ada efek positif dari musim hujan, ya paling-paling karena aku gak usah nyirami tanamanku. lagi. Hehehe...
Label: edit post
0 Responses